Senin, 23 Desember 2013

ANTISIPASI BENCANA ALAM, CAMAT SUKOHARJO DAN TIM SAR PANTAU TITIK-TITIK RAWAN BENCANA

SUKOHARJO - Curah hujan yang tinggi beberapa hari ini membuat beberapa wilayah di Kabupaten Wonosobo meningkatkan kewaspadaan. Salah satunya ialah Kecamatan Sukoharjo. Kecamatan dengan topografi wilayah yang sebagian besar terdiri dari perbukitan inipun meningkatkan kewaspadaan untuk mengantisipasi terjadinya bencana alam. 

Untuk memonitor perkembangan wilayah, Camat Sukoharjo, Mulyono, pada hari Senin (23/12) mengadakan sidak pada titik-titik rawan bencana seperti di Dusun Garung Cangak, Desa Garunglor dan Dusun Prumasan, Desa Kalibening,"Desa Garunglor, tepatnya di Dusun Garung Cangak menjadi prioritas utama karena di lokasi tersebut terdapat rekahan tanah yang terjadi sejak tahun 2012 lalu dan sampai sekarang masih sangat berpotensi menimbulkan longsor,"tutur Mulyono.

"Sesuai pantauan kami, masih terdapat pergerakan tanah di lokasi longsor lama dan juga kami temukan beberapa retakan-retakan baru di luar lokasi,"Imbuh Mulyono saat ditemui di lokasi pemantauan.

Dalam pemantauan kali ini, Camat Sukoharjo yang didampingi oleh Tim SAR Kecamatan Sukoharjo juga meninjau kesiapan lokasi pengungsian yang telah disiapkan apabila sewaktu-waktu terjadi bencana longsor.

Kesiapan antisipasi bencana juga ditunjukkan oleh warga Desa

Senin, 09 Desember 2013

DESA WISATA WORA-WARI, Geliat Mutiara Terpendam Di Ujung Barat Wonosobo

KECAMATAN Sukoharjo ternyata meyimpan segudang potensi yang bisa dibanggakan, tak hanya sukses mencetak rekor muri dengan Dodol Salak dan Kue Jipang Terpanjang maupun keberhasilannya mengantarkan Desa Plodongan menjadi Juara I PKK Tingkat Nasional, namun kecamatan “penjaga perbatasan” di ujung barat Wonosobo ini juga menyimpan potensi pariwisata yang sangat luar biasa.

Salah satu potensi pariwisata yang saat ini sedang menggeliat ialah dirintisnya sebuah desa wisata di wilayah ini yang saat ini mulai dikenalkan kepada khalayak dengan label Desa Wisata Wora-Wari.

Terletak di ujung barat Kecamatan Sukoharjo, dan dengan kondisi alam yang asri dan masih sangat “perawan”, tepatnya di desa Jebengplampitan, Desa Wisata Wora-Wari menawarkan berbagai daya tarik wisata yang sangat khas jika dibandingkan  daerah tujuan wisata lainnya.
Dimulai dari Gunungkarang, yaitu  sebuah bukit karang dengan ketinggian 650 meter diatas permukaan laut, kemudian agrowisata kebun salak, wisata ojek kebo dan learning sukoharjo serta salah satu wahana wisata yang baru dan pertama di Kabupaten Wonosobo yaitu wisata River Tubing. Untuk wahana wisata yang terakhir menggunakan aliran Sungai Tulis yang membentang disepanjang desa wisata ini.

Selain potensi alam diatas, daerah ini juga mempunyai berbagai potensi di bidang lain yang tak kalah istimewanya, antara lain kesenian lengger, kuda kepang, dan campursari. Disamping itu di wilayah ini juga banyak ditemukan benda-benda peninggalan sejarah.

Perkembangan daerah wisata ini dimulai sejak adanya program penggalian potensi desa yang digelontorkan oleh Pemerintah Kabupaten Wonosobo pada medio Mei lalu.  Sejak itulah masyarakat Desa Jebengplampitanpun mulai menggeliat untuk mengembangkan potensi desa yang selama bertahun-tahun tak terjamah.
”Desa Jebengplampitan sebenarnya mempunyai potensi yang sangat luar biasa namun selama ini tidak disadari oleh masyarakat setempat,”ungkap Kuat Mizan (40), salah satu pencetus berdirinya Desa Wisata Wora-Wari.

Dengan pendampingan penuh dari pihak kecamatan, masyarakat  Jebengplampitan mulai merumuskan dan merencanakan masterplan pengembangan desa wisata ini.

”Nama Desa Wisata Wora-Wari kami pilih karena nama tersebut kami anggap lebih eye catching mudah diingat dan mempunyai ikatan sejarah yang sangat kuat dengan Desa Jebengplampitan, “tutur Hermawan Animoro (29), pendamping dari Kecamatan Sukoharjo.

“Sedangkan konsep yang akan kami kembangkan di Desa Wisata Wora-Wari ialah konsep Back To Ndeso antara lain melalui Agrowisata, Ekowisata, Wisata Religi, Wisata Budaya,Wisata Sejarah, Wisata Edukasi dan juga Wisata Minat Khusus,”imbuh Hermawan.

“Suguhan yang kami sediakan disinipun serba Ndeso dan memanfaatkan potensi lokal, mulai dari pecel, urap, nasi jagung sampai hidangan-hidangan khas seperti “Kerne”,Salak Kukus, Salak Kemul dan hidangan khas lainnya,”Imbuh pria yang juga menjabat sebagai Kasi Pemerintahan Kecamatan Sukoharjo ini.

Pelan namun pasti, proses menuju desa wisatapun mulai berjalan. Mulai dari penyiapan regulasi, penyiapan SDM  pariwisata, penataan infrastruktur pendukung wisata maupun serta proses promosi.

“Untuk saat ini kami telah memiliki tim pengelola pariwisata sebanyak 10 orang yang terdiri dari perangkat desa, pemuda desa dan juga tokoh masyarakat.”ungkap Kuat
Tak hanya itu, pengelola Desa Wisata Wora-Wari juga menjalin kerjasama dengan pihak luar pada pengelolaan desa wisata ini,

”Saat ini kami telah bekerjasama dengan SAR Kecamatan Sukoharjo sebagai salah satu langkah pengamanan bagi pengunjung obyek wisata, terutama untuk wahana wisata River Tubing karena setiap pengunjung wahana tersebut wajib didampingi oleh Guide yang telah memiliki sertifikat pemandu maupun Water Rescue,” Tutur Kuat

“Disamping itu saat ini kami sedang dalam tahap proses MoU dengan pihak asuransi untuk memberikan rasa aman dan nyaman yang lebih kepada para pengunjung,”imbuhnya.

Untuk pelatihan pemandu wisata dan penyediaan homestay , pengelola desa Wisata Wora-Wari juga menggandeng praktisi dari Himpunan Pemandu Wisata Indonesia dan pelaku usaha homestay yang ada di Wonosobo

Proses perkembangan desa wisata wora-wari juga tak terlepas dari proses promosi yang menjadi syarat mutlak dalam memperkenalkan eksistensi desa wisata ini kepada khalayak.

”Untuk promosi saat ini kami lakukan dengan menggandeng pihak sponsor dari BMT Marhamah untuk pengadaan  berbagai media promosi  seperti leaflet, banner, dan spanduk, disamping itu kami juga melakukan promosi menggunakan media internet melalui Blog www.theworawari.blogspot.com serta fanspage di jejaring social facebook dengan alamat Desa Wisata Wora-Wari,” tutur Kuat.

Efek dari langkah promosi yang dilakukan oleh pengelola pariwisata ini cukup signifikan. Sejak pertama kali dikenalkan pada awal bulan Juni 2013, tercatat sebanyak 100 orang dari berbagai kalangan telah mengunjungi Desa Wisata Wora-Wari. Mulai dari pelajar, mahasiswa, PNS, sampai dengan pengusaha.

Daerah asal pengunjungpun sangat beragam, mulai dari Kabupaten Wonosobo sendiri, Magelang, Banjarnegara, Purbalingga, hingga ibukota Jakarta.

Masyarakat setempatpun mulai merasakan dampak positif dari meningkatnya pengunjung wisata,”warung-warung disini setiap harinya sepi pembeli,ramainya hanya pada saat pasaran saja, namun sejak dibukanya desa wisata, warung disini semakin laris,”tutur Sumiyati (30) salah seorang pengusaha warung di Desa Jebengplampitan.

Senada dengan Sumiyati, Misem(35) yang sehari-hari bekerja sebagai petani salak, saat ini mulai melirik peluang usaha lainnya,”Saya sedang mencoba untuk membuat Dodol Salak, dan Sirup Salak, semoga kedepan bisa menjadi oleh-oleh khas dan menambah penghasilan keluarga.”


Kreatifitas dan peran serta warga dalam perkembangan desa wisata ini memang  harus terus dilakukan karena usaha di sektor pariwisata tidak mengenal istilah berhenti berkreasi.

Namun perkembangan pesat yang diraih oleh Desa Wisata Wora-Wari tak lepas dari berbagai hambatan, antara lain masih minimnya peralatan dan fasilitas pendukung pariwisata seperti warung makan, MCK, dan belum tersedianya Tempat Pengelolaan Sampah. Infrastruktur vital seperti jalan juga masih perlu ditingkatkan lagi.


“Sampai dengan saat ini untuk pengadaan peralatan dan penataan fasilitas pendukung serta pengembangan SDM pariwisata kami lakukan secara mandiri melalui swadaya masyarakat, serta pendampingan penuh dari pihak kecamatan namun kedepan kami mengharapkan dukungan dari berbagai pihak mulai dari Pemerintah maupun dari pihak swasta untuk mendukung perkembangan Desa Wisata Wora-Wari ini, “Pungkas Hermawan. 

Kamis, 25 April 2013

LAGI, 1 DESA LUNAS PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DALAM SATU HARI

SUKOHARJO - Menyusul jejak sukses masyarakat Desa Suroyudan yang telah melunasi tanggungan Pajak Bumi dan Bangunan hanya dalam tempo 1 hari, kali ini desa Tlogo juga sukses melaksanakan program pelunasan PBB dalam 1 hari.

Dalam acara yang dihelat di balai desa Tlogo pada hari Kamis (25/4) itu berhasil menghimpun pajak sebesar Rp.96.088.211,- dari 4.725 wajib pajak atau seratus persen dari keseluruhan jumlah  PBB pada tahun 2013 ini. 

Hal ini cukup membanggakan mengingat pokok PBB desa Tlogo merupakan yang terbesar di Kecamatan Sukoharjo. " Ini merupakan suatu prestasi yang membanggakan mengingat pokok PBB desa Tlogo merupakan yang terbesar di Kecamatan Sukoharjo dan baru tahun ini dapat lunas awal hanya dalam waktu 1 hari,"ungkap kepala desa Tlogo Bambang Agus Wahyono. Dari jumlah pokok tersebut, sebanyak 293 wajib pajak dengan nilai pajak sebesar Rp. 8.784.957 tersebar di desa sekitar seperti Kalibening, dan Pucungwetan bahkan ada yang berdomisili di wilayah Kecamatan Watumalang.

Pada hari itu sebanyak 4.725 wajib pajak terlihat mengantri di balai desa untuk dapat membayarkan pajak bumi dan bangunan yang menjadi tanggungannya. Pada awalnya masing-masing wajib pajak membayarkan melalui perangkat desa yang bertugas sebagai kolektor dan setelah selesai langsung disetorkan kepada petugas dari Bank Jateng yang sengaja diundang untuk menerima setoran PBB.

"Kami sengaja mengundang Bank Jateng untuk dapat langsung menyaksikan proses pelunasan PBB di desa Tlogo, disamping itu juga untuk meminimalkan penyimpangan terkait dengan penarikan PBB di desa kami,"Imbuh Bambang.

Kasi Pemerintahan Kecamatan Sukoharjo, Hermawan Animoro , ketika ditemui di tempat acara mengaku sangat mengapresiasi langkah yang ditempuh oleh desa Tlogo ini, "Kami dari pihak kecamatan sangat apresiatif dengan kegiatan ini mengingat pada tahun-tahun sebelumnya desa Tlogo hampir bisa dipastikan melunasi PBBnya pada akhir tahun, jadi baru pada tahun ini dapat lunas awal hanya dalam waktu 1 hari saja."ujar Hermawan.

Menurut data yang ada di Kecamatan Sukoharjo, pada tahun ini terdapat tiga desa yang telah melunasi tanggungan PBB yaitu Gunungtugel,Suroyudan dan Tlogo.

"Kami mengharapkan langkah semacam ini dapat menjadi pemacu bagi desa lain di Kecamatan Sukoharjo untuk melunasi pajaknya  lebih awal,"Imbuh Hermawan.

Untuk menambah semarak acara, juga ditampilkan kesenian Dayakan dari Dusun Tugon desa Tlogo.






Selasa, 23 April 2013

HARI KEDUA UN DI DENA UPAKARA LANCAR

WONOSOBO - Memasuki hari kedua, ujian nasional tingkat SMP di SLB Dena Upakara berjalan dengan lancar. Sebanyak 6 orang siswa perempuan terlihat sangat serius mengerjakan soal Bahasa Inggris  yang diujikan hari ini (23/4).

"Pada tahun ini hanya terdapat 6 orang siswa yang mengikuti Ujian Nasional, menurun dari tahun lalu yang berjumlah 11 orang,"Ungkap Ketua Panitia Katarina Maria (48)."Hal ini  disebabkan karena jumlah siswa yang memenuhi kriteria untuk dapat masuk ke jenjang SMP menurun,"imbuh Katarina.

Untuk mengikuti ujian nasional kali ini, pihak sekolah mengaku tidak membekali para siswanya dengan persiapan khusus, hanya penambahan jam belajar seperti yang dilakukan di sekolah-sekolah pada umumnya. 

" Jam belajar tambahan kami lakukan pada saat jam belajar harian, namun kalau biasanya dilakukan secara mandiri, khusus untuk persiapan ujian nasional kami laksanakan di bawah bimbingan guru."terang Katarina.

Jenis soal-soal yang diujikan disini tidak jauh berbeda dengan sekolah umum namun memang disesuaikan dengan standar Sekolah Luar Biasa. Para siswapun mengaku tidak menemui kesulitan yang berarti dalam mengerjakan soal."Soalnya cukup mudah, dan bisa dikerjakan semua,"tutur Danik (18) tahun dengan Bahasa Indonesia yang cukup fasih.

Prestasi yang diraih oleh sekolah ini boleh dibilang  membanggakan, karena setiap tahunnya siswa SLB Dena Upakara berhasil lulus 100 persen dan banyak diantaranya yang melanjutkan ke sekolah umum. Bahkan pada tahun ini seluruh siswa kelas 3 yang pada hari ini mengikuti ujian nasional telah berhasil lulus ujian masuk salah satu sekolah ternama di Kabupaten Magelang.

"Mereka tinggal mengusahakan hasil ujian nasional, dan apabila nilainya memenuhi syarat dapat langsung diterima,"pungkas Katarina.










Sabtu, 13 April 2013

DESA SUROYUDAN, LUNAS PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DALAM 1 HARI

SUKOHARJO- Pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan yang resmi dilimpahkan kepada pemerintah kabupaten mulai tahun ini ternyata mendapat sambutan yang antusias dari sebagian masyarakat. Salah satunya oleh masyarakat desa Suroyudan, Kecamatan Sukoharjo. 

Pada hari Sabtu(13/4) di desa Suroyudan, Kecamatan Sukoharjo. Sebanyak 2.356 wajib pajak berbondong-bondong menuju tempat yang telah ditentukan untuk membayar tanggungan Pajak bumi dan Bangunan (PBB) dan proses pembayarannya selesai dalam waktu 1 hari saja.

Hal ini merupakan suatu pemandangan yang c

ukup unik mengingat cara penarikan PBB biasanya dilakukan oleh perangkat desa secara door to door yang memakan waktu cukup lama. Bahkan di beberapa desa  baru dapat diselesaikan pada tahun berikutnya.

 "Kesadaran membayar pajak masyarakat desa kami memang cukup tinggi dan metode ini telah kami rintis sejak 5 tahun lalu berdasarkan permintaan langsung dari warga masyarakat,"tutur kades Suroyudan Ahmad Suratno.

Proses pembayaran PBB di desa ini dimulai dari penyetoran masyarakat di masing-masing dusun lalu disetorkan ke desa pada hari itu juga."Salah satu maksud diterapkannya pola ini ialah untuk meminimalisir penyimpangan pada proses pembayaran PBB,"Imbuh Suratno.

Metode yang dipakai oleh masyarakat Suroyudan terbukti cukup efektif, terbukti dari pokok PBB sebesar Rp. 44.928.778,- dapat lunas seluruhnya. Bahkan wajib pajak yang berdomisili diluar wilayah Suroyudan ikut membayar pada hari itu. "Ini memang sudah menjadi kebiasaan desa ini sejak 5 tahun lalu dan saya selalu datang kesini untuk membayar tanggungan PBB," kata Munawir (40), salah seorang wajib pajak yang berdomisili di Banjarnegara.

Tercatat sebanyak 226 wajib pajak yang tersebar di luar wilayah Suroyudan seperti di Plodongan, Garunglor, Gumiwang bahkan sampai Kabupaten Banjarnegara.

Camat Sukoharjo, Mulyono mengaku menyambut baik tradisi yang dirintis oleh masyarakat Suroyudan ini,"Tradisi ini merupakan hal yang sangat positif dan kedepan akan terus kami dukung supaya hal ini dapat diikuti oleh desa-desa lain di kecamatan Sukoharjo."

Tanggapan positif  tak hanya muncul dari kalangan pemerintah namun juga dari Bank Jateng Cabang Wonosobo yang pada hari itu rela jemput bola untuk menerima setoran Pajak Bumi dan Bangunan langsung dari warga masyarakat.

"Kami sengaja untuk membuka loket pelayanan disini karena kami sangat apresiatif dengan antusiasme masyarakat disini untuk membayar PBB,"tutur Lely, salah satu petugas dari Bank Jateng.

Kesadaran masyarakat Suroyudan untuk membayar Pajak Bumi dan Bangunan patut diacungi jempol karena    hal itu sangat jarang dijumpai pada masyarakat desa dewasa ini.





Selasa, 09 April 2013

GUNUNG KARANG, REFRESH DI UJUNG BARAT WONOSOBO..

Melewati jalan aspal sepanjang 1 km
TAK banyak yang tahu mengenai Gunung Karang, Sukoharjo. Selain karena letaknya yang berada di ujung barat Kabupaten Wonosobo, tepatnya di Desa Jebengplampitan Kecamatan Sukoharjo, daerah ini juga bukan rute perlintasan utama sehingga jarang dilewati kecuali oleh penduduk sekitarnya. 

Sekilas gunung ini hanyalah susunan bongkahan batu yang terusun secara alami dan tertutup sedikit pepohonan. Namun apabila  dicermati, " gunung"  yang terletak di ketinggian 500 Dpl ini menyimpan pesona yang mungkin tak bisa ditemui ditempat lain. Tersusun dari batuan vulkanik yang diukir oleh hempasan angin dan hujan selama bertahun-tahun membuat batuan ini mempunyai pola-pola yang menakjubkan.

Udara yang segar, suara gemericik air sungai serta kicauan burung yang sesekali terdengar menambah nikmat suasana di daerah ini.

Disebut gunung karang, konon karena tempat ini dahulunya merupakan tempat menyepi para pujangga  untuk menemukan inspirasi dalam menulis syair-syairnya.

MENUJU GUNUNG KARANG
Menembus perkebunan salak

Perjalanan menuju gunung karang merupakan salah satu atraksi yang tak kalah menariknya terutama bagi yang mempunyai hobi trekking. Jalur sepanjang 3 km dengan medan yang cukup bervariasi ini sangat cocok untuk para penggemar trekking. Dimulai dari jalan aspal sepanjang 1 km dengan tanjakan yang cukup membuat ngos-ngosan, lalu dilanjutkan perjalanan di jalan setapak menembus perkebunan salak yang banyak dijumpai di daerah itu. Rasa panas disengat matahari tiba-tiba sirna ketika mulai melangkahkan kaki ditengah perkebunan salak. Lumpur dan sungai kecil dengan airnya yang jernih tak lupa menyapa ketika melewati jalur ini.

Namun rasa nyaman yang ditemui ketika memasuki kebun salak seakan harus berkurang saat melewati tanjakan setapak yang cukup licin. Perlu sedikit berhati-hati karena dikanan kiri masih terdapat banyak pohon salak lengkap dengan duri-durinya.
Menuju puncak

Setelah menempuh sekitar 1 jam perjalanan sampailah kita di kaki gunung karang. namun kurang lengkap rasanya apabila tak mendaki sampai ke puncak.

Dengan melewati celah-celah bebatuan sempit dan menanjak, serta harus melewati 2 "puncak" sampailah kita di puncak gunung karang. Perlu keberanian ekstra untuk dapat mencapai puncak karena bebatuan di  sini sangat curam. Juga terpaan angin yang cukup kencang kadang membuat kehilangan keseimbangan.

Sesampainya di puncak, semua rasa panas, capek, dan kaki yang pegal seakan-akan terbayarkan, karena suguhan pemandangan yang menakjubkan. Mahakarya alam terukir jelas di tiap-tiap batu yang terdapat disini. Disamping itu pemandangan landscape yang ijo royo-royo seakan ikut mengobati rasa lelah saat berjalan.

Pemandangan dari puncak
Waktu terasa berjalan sangat cepat disini, namun dengan suguhan yang menakjubkan membuat pengunjung rata-rata enggan untuk beranjak pulang. 


Medan yang tidak terlalu ekstrem, udara yang segar dan pemandangan yang indah membuat daerah ini sangat cocok untuk trekking  bagi semua orang bahkan bagi orang yang sekedar ingin jalan-jalan melepas stres..3 Km rough terrain, 500 MASL..Adventure For All !


HUJAN DERAS, BAHU JALAN LONGSOR 15 METER

SUKOHARJO - Hujan deras yang turun beberapa hari ini mengakibatkan bahu jalan di jalan raya Sukoharjo - Sempol longsor sepanjang 15 meter dengan lebar sekitar 2 meter. Lokasi longsoran yang terletak di Desa Karanganyar ini cukup mengkhawatirkan karena tepat berada di bibir tebing curam dengan ketinggian 25 meter. Tanah longsor yang terjadi pada hari Senin (8/4) juga mengakibatkan sebagian pondasi guardreel yang terpasang di sisi jalan menjadi menggantung.

Tak ada korban jiwa dalam musibah ini karena lokasi terletak ditengah-tengah kebun milik warga.

Camat Sukoharjo, Mulyono ketika ditemui ketika meninjau lokasi mengatakan bahwa saat ini pihaknya telah berkoordinasi dengan instansi terkait untuk mengatasi longsoran tersebut,"Kami telah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum untuk segera mengatasi longsoran karena sangat membahayakan pengguna jalan,"tutur Mulyono.

"Saat ini kami juga sudah mengambil langkah pengamanan dengan memasang rambu peringatan agar pengguna jalan lebih hati-hati ketika melalui jalur ini,"imbuhnya.

Longsor yang terjadi di Karanganyar disinyalir terjadi karena terdapat gorong-gorong dibawah jalan yang tergerus air sehingga laju air menjadi tidak terkendali dan menghanyutkan tanah dibawahnya.

Tingginya curah hujan yang terjadi di wilayah ini juga dituding menjadi salah satu penyebab terjadinya longsoran di daerah ini.

"Kami akan berharap agar langkah perbaikan dapat dilaksanakan secepatnya mengingat tingginya curah hujan akhir-akhir ini sehingga dikhawatirkan dapat memicu terjadinya longsor susulan yang berakibat lebih parah." pungkas Mulyono.

Rabu, 13 Februari 2013

VALENTINE (?)

SUKOHARJO - Tanggal 14 Februari bagi sebagian kalangan terutama muda-mudi dikenal sebagai hari valentine atau hari kasih sayang. Coklat, bunga maupun kado yang lain mendadak laris manis pada hari ini. Tak sedikit pula yang merayakan "hari kasih sayang" ini dengan cara yang ekstrim, Drugs,Drunk and Sex tak jarang turut menghiasi perayaan ini. 

Banyak sekali referensi yang memuat tentang hari valentine, salah satunya seperti yang dilansir oleh merdeka.com berikut ini.

Hari Valentine pertama kali dikenal sebagai warisan bangsa Romawi, meskipun demikian Paus Gelasius pada 494 masehi mengadopsi festival Juno Februata dengan nama baru Festival Purifikasi Perawan Maria. Tanggal pelaksanaannya sempat diubah dari 14 Februari menjadi 2 Februari kemudian dikembalikan lagi.


Sejatinya, para pemimpin gereja ingin menggelar festival pagan itu setelah Kristen menjadi agama resmi Kekaisaran Romawi. Lupercalia termasuk dalam prioritas, namun rakyat Romawi menolak. 

Hingga akhirnya Paus Gelasius pada 496 Masehi mulai merayakan Lupercalia dengan diganti nama menjadi Hari Santo Valentinus. Nama ini merujuk pada Santo valentinus, orang suci dieksekusi kaisar Romawi pada 270 Masehi karena kepercayaannya. 

Menurut Ensiklopedia Katolik, ada tiga orang bernama Santo Valentinus, satu adalah pastor dari Roma, seorang lagi uskup di Interamna, dan yang lain hidup di Afrika. 

Untuk menghapus tradisi kaum penyembah berhala, Gereja Katolik Roma mengganti nama-nama perawan dengan nama orang-orang suci. Mereka menolak arisan seks. 

Romo Benny Susetyo, Sekretaris Eksekutif Komisi Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan di Konferensi Wali Gereja Indonesia, perayaan Hari Valentine memang tidak terkait dengan agama tertentu. Dia menambahkan Gereja Katolik Roma juga masih memperdebatkan soal sejarah Santo Valentinus. 

Menurut dia, Hari Kasih Sayang biasa dirayakan di rumah-rumah di Eropa, bukan dengan pesta-pesta. "Kalau ada gereja merayakan, cuma sekadar menggelar misa," kata Romo Benny.   

Kalau Nasrani tidak mengenal tradisi Hari Valentine, Islam bahkan mengharamkan merayakannya. "Kalau merayakan berarti ikut mempromosikan kebatilan," ujar Ali Mustafa Yaqub, Imam Besar Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, ketika dihubungi secara terpisah.

Sabtu, 09 Februari 2013

MANFAAT AIR KELAPA BAGI WANITA


SUKOHARJO - Air kelapa telah turun temurun dikenal mempunya banyak khasiat, mulai dari pelepas dahaga sampai menjadi obat penawar racun dalam tubuh. Namun dibalik itu masih banyak manfaat dari air buah kelapa ini yang belum kita ketahui.

Selain sebagai minuman menyegarkan di musim panas, Anda juga dapat menikmati berbagai manfaat kesehatan dari air kelapa. Air kelapa telah menjadi minuman kesehatan tropis yang dikonsumsi di seluruh dunia.

Bagi wanita, air kelapa juga memiliki manfaat khusus. Berikut beberapa diantaranya, seperti dilansir Boldsky, Jumat (8/2/2013):

1. Minuman sehat saat hamil

Wanita hamil di daerah tropis bisa minum air kelapa setiap hari untuk meredakan morning sickness dan mencegah muntah. Minuman ini mengandung elektrolit, klorida, kalsium, kalium, natrium, dan riboflavin, juga kaya vitamin C yang sangat diperlukan selama kehamilan.

Air kelapa juga mengandung asam laurat (ditemukan dalam ASI), serta sifat antibakteri dan antimikroba yang melindungi tubuh dari infeksi.

2. Menyembuhkan infeksi saluran kemih

Infeksi saluran kemih adalah infeksi umum yang dihadapi oleh mayoritas perempuan. Air kelapa membunuh bakteri yang menyebabkan infeksi ragi yang menyebabkan infeksi saluran kemih atau lainnya. Konsumsilah air kelapa dua kali sehari jika Anda menderita infeksi vagina tersebut.

3. Membantu penurunan berat badan

Ini satu lagi manfaat kesehatan dari air kelapa yang tidak hanya berlaku untuk perempuan, tetapi juga laki-laki. Air kelapa rendah kalori dan juga mengenyangkan. Ini akan mengeluarkan racun dari tubuh, membersihkan sistem dan melewati oksigen dalam sel darah. Minuman bebas lemak ini juga menurunkan tingkat kolesterol LDL (kolesterol jahat) dan membakar timbunan lemak dalam tubuh.

4. Baik untuk kulit

Air kelapa menyediakan manfaat kesehatan serta manfaat kulit untuk wanita. Air kelapa menghidrasi dan membersihkan kulit. Jadi, untuk mendapatkan kulit lembut, bersih dan lembab, konsumsilah air kelapa.

5. Menyembuhkan rasa terbakar di vagina

Dehidrasi atau infeksi vagina bisa menyebabkan rasa terbakar di vagina. Jadi, konsumsilah air kelapa jika Anda menderita peradangan vagina, sesaat sebelum atau setelah buang air kecil.

Kamis, 07 Februari 2013

E-KTP DI KECAMATAN SUKOHARJO MULAI DIDISTRIBUSIKAN

SUKOHARJO - Kartu Tanda Penduduk Elektronik (E-KTP) sebagai hasil perekaman yang dilakukan secara massal beberapa waktu lalu, hari ini (7/12) mulai didistribusikan kepada masyarakat yang telah melakukan perekaman data di masing-masing desa. Langkah tersebut diambil agar E-KTP yang telah jadi dapat segera sampai ditangan pemiliknya.

"Untuk teknis pembagian kami serahkan seluruhnya kepada perangkat desa masing-masing, kami hanya memantau proses pembagiannya." ujar Kasi Pemerintahan Kecamatan Sukoharjo, Hermawan Animoro.

Walaupun pembagiannya dilakukan di masing-masing desa, namun rambu-rambunya cukup tegas. Antara lain, warga yang akan mengambil E-KTP yang sudah jadi harus menukarkannya dengan KTP lama yang masih berlaku, dan bagi yang KTP nya hilang harus membawa surat keterangan kehilangan dari kepolisian. Hal ini dilakukan untuk mencegah kepemilikan KTP ganda, walaupun dalam waktu dekat KTP non elektronik akan dinyatakan tidak berlaku karena sudah digantikan oleh KTP elektronik.

Pendistribusian E-KTP ini sebenarnya sudah dinantikan oleh warga mengingat proses perekaman datanya sendiri telah selesai pada bulan Juli 2012 lalu.

"E-KTP baru didistribusikan hari ini karena memang proses pembuatannya yang cukup memakan waktu, bahkan pencetakannya hanya bisa dilakukan di Jakarta. Kami hanya bertugas untuk melakukan perekaman  data dan mendistribusikan apabila sudah jadi." imbuh Hermawan.

Jeda waktu antara perekaman dan pembagian yang cukup lama ini menimbulkan permasalahan tersendiri terutama data-data kependudukan yang telah berubah. "Yang sering ditemui ialah perubahan status perkawinan dan status pekerjaan, namun kami telah menyediakan mekanisme perbaikan data yang salah." imbuhnya pula.

Walaupun telah dibagikan pada hari ini, namun tak semua warga yang telah melakukan perekaman data mendapatkan KTP elektronik ini. Hal ini dikarenakan E-KTP di Kecamatan Sukoharjo belum seluruhnya jadi. "Dari 21.046 wajib KTP yang telah melakukan perekaman data baru sekitar 17 ribu yang sudah jadi,"tambah Hermawan.

Masyarakat Sukoharjo sendiri mengaku puas walaupun harus menunggu lama untuk mendapatkan E-KTP ini,"Kualitas bahan dan pencetakannya jauh lebih bagus daripada KTP yang biasa (non elektronik-red),"tutur Wardoyo (49) warga desa Plodongan Kecamatan Sukoharjo.

Perlakuan terhadap E-KTP inipun sedikit berbeda dengan KTP biasa,"kepada masyarakat yang telah menerima E-KTP diharapkan agar menyimpannya baik-baik karena pada saat ini proses pembuatannya masih membutuhkan waktu lama dan jangan sekali-kali dijepit menggunakan staples karena didalamnya terdapat microchip yang berisi data pemiliknya."pungkas Hermawan

KTP seringkali dipandang sebagai dokumen yang tidak begitu penting namun dengan dibagikannya E-KTP ini diharapkan masyarakat dapat menyadari arti penting dari KTP.




Minggu, 27 Januari 2013

KETUA TIM PENGGERAK PKK DESA SE- KECAMATAN SUKOHARJO RESMI DILANTIK

SUKOHARJO - Menyusul pelantikan Kepala Desa terpilih di Kabupaten Wonosobo pada 15 Januari lalu, pada hari Sabtu ( 26/1) dilantik pula Ketua TP PKK yang baru di Kecamatan Sukoharjo oleh ketua TP PKK Kecamatan Sukoharjo, Retno Dudi Wardoyo.

Acara yang mengambil tempat di aula Kecamatan Sukoharjo ini dihadiri langsung oleh Ketua TP PKK Kabupaten Wonosobo, Aina Kholiq Arif beserta rombongan. Disamping Ketua TP PKK Kabupaten, hadir pula Muspika Kecamatan Sukoharjo, dinas/instansi, serta kepala desa se-Kecamatan Sukoharjo.

Dalam acara tersebut dilantik 11 orang istri kepala desa yang baru dilantik, yang otomatis menjabat sebagai Ketua TP PKK 

Dalam sambutannya, Ketua  TP PKK Kabupaten Wonosobo, Aina Kholiq Arif menyampaikan bahwa jabatan Ketua TP PKK ini merupakan suatu berkah dan rahmat dari Allah SWT, "Jabatan Ketua TP PKK Desa ini bukan sesuatu yang kebetulan namun merupakan suatu berkah dan rahmat dari Allah SWT."

Disampaikan pula bahwa tugas PKK di desa cukup berat pada masa yang akan datang,"Kita harus bisa menyiapkan generasi muda kita untuk menghadapi tantangan di masa yang akan datang terutama  akhlak,salah satunya melalui program senja keluarga, "tutur Aina.

"Selain itu kader PKK juga harus bisa menjadi salah satu motor perubahan di desa menuju masyarakat desa yang maju dan sejahtera,"imbuh Aina.

PKK mempunyai ruang lingkup kegiatan yang sangat luas meliputi bidang kesehatan, pendidikan, hukum, ekonomi serta keagamaan yang terbagi dalam kelompok kerja (pokja) yang dimiliki oleh PKK.

"Tugas kader PKK ialah melakukan observasi terhadap kebutuhan dan permasalahan yang ada di wilayahnya masing-masing kemudian berkoordinasi aktif dengan  pemerintah desa guna  mengambil tindakan sesuai dengan permasalahan yang berkembang di desanya, namun tetap berpedoman pada 10 program pokok PKK."imbuhnya pula.

Kecamatan Sukoharjo mempunyai catatan yang cukup membanggakan di bidang PKK, salah satunya Desa Plodongan yang berhasil menyabet juara nasional pada lomba PKK. Selain itu juga ada desa Gumiwang yang beberapa waktu lalu berhasil menyabet juara Provinsi dan sedang bersiap untuk berlaga di tingkat nasional.



Kamis, 17 Januari 2013

LONGSOR DI GARUNG LOR, 1 TEWAS 23 LUKA-LUKA

SUKOHARJO - Sebanyak 1 orang tewas dan 23 orang luka-luka dalam bencana tanah longsor yang terjadi di Garung Lor, Kecamatan  Sukoharjo. Kejadian tersebut bukanlah kejadian sebenarnya namun  hanyalah skenario dalam simulasi penanganan bencana tanah longsor yang digelar di Dusun Cangak, Desa Garung Lor Kecamatan Sukoharjo pada hari Kamis (17/1).

Dalam kegiatan yang dipantau langsung oleh Dandim 0707 Wonosobo Letkol Inf. Agus Muchlis Latif,S.IP ini melibatkan 300 personel dari berbagi unsur yaitu TNI/POLRI, Linmas, Tim SAR Kabupaten, Tim SAR Perhutani, Tim Kecamatan Sukoharjo, Perangkat Desa serta masyarakat desa setempat.

Pada acara tersebut disimulasikan langkah-langkah dalam menangani bencana tanah longsor mulai dari teknik peringatan dini, mobilisasi penduduk, evakuasi korban, hingga penanganan pengungsi.

Camat Sukoharjo Dudi Wardoyo ketika ditemui di tengah-tengah acara mengatakan bahwa simulasi ini merupakan langkah awal untuk menyiapkan masyarakat apabila sewaktu-waktu terjadi bencana,"Kegiatan simulasi ini bertujuan menyiapkan masyarakat apabila sewaktu-waktu terjadi bencana longsor terutama di daerah Garung Lor ini."

Digelarnya kegiatan simulasi bencana di Desa Garunglor ini bukannya tanpa alasan karena wilayah ini sudah masuk zona merah bencana tanah longsor,"Kegiatan ini memang sengaja kami gelar di Dusun Cangak ini karena memang kawasan ini sudah masuk siaga merah bencana dikarenakan sudah adanya pergerakan tanah sedalam 5 meter di bukit yang terletak diatas dusun ini." imbuh Dudi.

DI sela-sela acara yang dihadiri oleh Ka Kesbang Pol Linmas, Muspika, dan SKPD terkait ini juga diserahkan bantuan dari PDAM Wonosobo berupa 80 dus mie instan dan 50 set matras tidur  bagi para pengungsi.

Dusun Cangak desa Garunglor  memang tengah dalam kondisi siaga bencana. Hal ini dikarenakan telah terjadi retakan tanah selebar 5 meter di bukit yang terletak persis di sebelah timur dusun ini. "Retakan tanah telah terjadi sejak 1 bulan lalu dan sampai sekarang warga masih takut berada dirumah di malam hari, apalagi dalam kondisi hujan," tutur Kades Garung Lor, Parmin.

Seperti diberitakan sebelumnya, sebanyak 87 KK telah mengungsi di balai dusun sejak 1 bulan lalu menyusul terjadinya retakan tanah di bukit yang terletak di sebelah dusun.