Rabu, 26 Desember 2012

GARUNG LOR AMBLES, 87 KK MENGUNGSI


SUKOHARJO — Sedikitnya 87 keluarga Desa Garung Lor, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, Rabu (26/12/2012), masih mengungsi di Balai Dusun Desa Garung. Mereka khawatir tanah ambles di bukit setinggi 50 meter berpotensi memicu longsor besar.

Foto : Ilustrasi
Kepala Desa Garung Lor Nanang mengatakan, warga yang terdampak yakni 261 jiwa dari 87 keluarga. "Saat ini, perangkat desa sudah menyiapkan sejumlah tenda dan rumah pengungsian," ujarnya.

Hujan deras yang mengguyur Wonosobo menyebabkan bukit setinggi 50 meter di Dusun Garung Cangak, Desa Garung Lor, Kecamatan Sukoharjo, ambles dan tanahnya bergeser sekitar 3 meter, Selasa malam. Guna menghindari terjadinya longsor, ratusan warga yang berada di kawasan permukiman padat penduduk di bawah bukit langsung dievakuasi ke lokasi aman.

Menurutnya, tanah ambles di atas bukit milik Perhutani tersebut terjadi setelah diguyur hujan deras. Warga yang tinggal di bawah bukit dikejutkan dengan suara tanah bergerak. "Setelah dicek ternyata tanah sudah ambles sekitar 1,5 meter dan bergeser ke bawah sekitar 3 meter," ujar Nanang.

Camat Sukoharjo, Dudi Wardoyo ketika dihubungi menyatakan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk yang terjadi," Saat ini kami telah berkoordinasi dengan PMI, SAR Kabupaten Wonosobo dan TNI/POLRI untuk mengantisipasi seandainya terjadi longsoran yang lebih besar lagi."

"Disamping itu kami juga sedang mengusahakan bantuan bagi para pengungsi berupa makanan, obat-obatan dan perlengkapan lainnya,"imbuh Dudi.

Garung Lor merupakan salah satu wilayah di Kecamatan Sukoharjo yang rawan bencana terutama tanah longsor. Hal ini disebabkan kondisi geografis wilayah serta kondisi tanah yang labil.

Rabu, 05 Desember 2012

WASPADA CUACA EKSTRIM

Foto : Ilustrasi
HUJAN deras yang hampir setiap hari mengguyur Kabupaten Wonosobo beberapa minggu terakhir ini membuat warga di  wilayah Kecamatan Sukoharjo sedikit was-was. Betapa tidak, wilayah Sukoharjo ini kerap menjadi langganan bencana alam. Terutama bencana tanah longsor yang datang seiring dengan musim hujan seperti ini.Dalam 2 minggu terakhir saja tercatat sebanyak 2 kejadian bencana tanah longsor yang terjadi di wilayah ini yaitu di Desa Kalibening dan Jebengplampitan.

"Di kalibening terjadi longsoran yang menimpa sebuah rumah dan di Jebengplampitan senderan saluran irigasi longsor sehingga sebanyak 25 hektar lahan terancam tidak terairi,"ungkap Camat Sukoharjo Dudi Wardoyo

Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut namun kerugian diperkirakan mencapai puluhan juta rupiah.

Kecamatan Sukoharjo memang akrab dengan bencana tanah longsor, sebut saja Kalibening, Suroyudan, Garung Lor dan Pulus. Desa-desa tersebut merupakan daerah yang kerap tertimpa bencana tanah longsor. Hal itu disebabkan karena kondisi geografis yang sebagian besar terdiri dari perbukitan.

"Disamping kondisi wilayah yang terdiri dari perbukitan, tanah di daerah tersebut kebanyakan labil sehingga rawan longsor apabila terus menerus diguyur hujan,"imbuh Dudi.

Untuk mengantisipasi apabila sewaktu-waktu terjadi bencana tanah longsor, Dudi mengaku telah berkoordinasi aktif dengan pihak-pihak terkait. Selain itu pihaknya juga menyiagakan seluruh aparat desa sebagai garda terdepan penanganan bencana di wilayah kecamatan Sukoharjo.

"Kami telah menginstruksikan kepada semua jajaran aparat desa untuk segera melaporkan pada kesempatan pertama apabila di wilayahnya terjadi bencana agar dapat segera tertangani dengan baik."tambah Dudi.

Penanganan bencana memang sangat tergantung dengan kecepatan pelaporannya. Disamping itu koordinasi yang matang juga menjadi kunci sukses penanganan terhadap suatu bencana.

Minggu, 02 Desember 2012

MENUJU E-VILLAGE

Pelatihan aplikasi pelayanan di Aula Kecamatan Wonosobo
PERKEMBANGAN Teknologi Informasi (TI) belakangan ini sangat luar biasa cepat. Tak hanya hitungan bulan, dalam hitungan hari bahkan hitungan jam saja, ada saja penemuan baru di bidang TI ini. Hal ini membuat arus informasi menjadi sangat cepat, bahkan hanya dalam hitungan detik saja perkembangan di  suatu belahan dunia dapat diakses dari belahan dunia yang lain melalui internet.Hal ini membuat masyarakat harus selalu berpacu dengan waktu sehingga semua harus dilakukan secara instan dan cepat termasuk dalam hal pelayanan publik.

Untuk menjawab tantangan tersebut banyak konsep dan wacana yang telah digulirkan antara lain E-Government dan juga Paperless Government. Kedua konsep tersebut bertujuan untuk menyediakan layanan kepada masyarakat secara cepat, transparan, efektif dan juga efisien yang telah diterapkan pada beberapa lembaga maupun instansi pemerintah.

Kecamatan Sukoharjo sebagai salah satu unsur lini dalam pelayanan masyarakat di Kabupaten Wonosobo juga  tak mau ketinggalan. Dimulai dengan aplikasi pembuatan APBDes yang telah dilempar terlebih dahulu, kali ini kecamatan Sukoharjo mencoba untuk membuat gebrakan baru di bidang TI.

Bersama dengan kecamatan lain di Kabupaten Wonosobo, kecamatan di ujung barat Wonosobo ini kembali meluncurkan aplikasi yang digunakan untuk pelayanan sehari-hari kepada masyarakat seperti surat pengantar, surat pengantar nikah, bahkan sampai pada penyusunan daftar pemilih.

"Dengan aplikasi ini pembuatan surat pengantar yang biasanya memakan waktu 10-15 menit, sekarang bisa dibuat hanya dalam waktu 1,5-2 menit saja." tutur Kasi Pemerintahan Kecamatan Sukoharjo, Hermawan Animoro. "Bahkan untuk penyusunan DP4 pemilu yang biasanya memakan waktu hingga 1 bulan, dengan aplikasi ini hanya butuh waktu 15 menit termasuk pencetakan,"imbuhnya.

Aplikasi yang diluncurkan kali ini kabarnya berbeda dengan aplikasi-aplikasi lainnya karena aplikasi ini berbasis Nomor Induk Kependudukan (NIK) sehingga dapat meminimalisir kesalahan yang kerap terjadi dalam pengurusan berkas-berkas kependudukan. Selain itu juga dapat digunakan baik secara online maupun offline.

"Disamping untuk meminimalisir kesalahan, aplikasi berbasis NIK ini juga bertujuan untuk mewujudkan tertib administrasi kependudukan, masyarakat yang akan mengurus surat-surat harus mempunyai NIK dan terdaftar sebagai penduduk desa yang bersangkutan."imbuh Hermawan.

Peluncuran aplikasi ini diawali dengan adanya pelatihan bagi desa-desa pilot project sehingga nantinya dapat dijadikan desa percontohan bagi penerapan TI di bidang pelayanan masyarakat khususnya di wilayah Sukoharjo.

"Pelatihannya telah kami laksanakan pada hari Sabtu (1/12) kemarin di aula Kecamatan Wonosobo, namun untuk pendampingan akan kami lakukan secara berkelanjutan sampai desa benar-benar menguasai aplikasi ini,"kata Hermawan. 

Diluncurkannya aplikasi ini direspon positif oleh beberapa perangkat desa terutama bagi desa yang akan dijadikan percontohan penggunaan aplikasi ini yaitu Rogojati dan Sempol. "Kami menyambut baik dengan adanya aplikasi ini karena tugas-tugas yang berkaitan dengan pelayanan masyarakat menjadi semakin cepat, akurat dan mudah, "tutur Sekretaris Desa Rogojati, H. Purwadi.

Penggunaan TI di masyarakat dewasa ini seakan-akan menjadi sebuah kewajiban yang tak boleh ditinggalkan. Mulai untuk rekreasi, shopping sampai mengadu nasib lewat internet. Tak pelak  Hal ini membuat banyak lembaga-lembaga baik profit maupun non profit berlomba-lomba untuk menerapkan Teknologi Informasi dalam kegiatan sehari-harinya. Disamping karena efektif, efisien, dan transparan juga untuk mengurangi faktor human error yang kerap kali terjadi. 








Rabu, 28 November 2012

ANGGOTA BPD HARUS BISA MEMBAWA DESA KE ARAH YANG LEBIH BAIK

SUKOHARJO - Sebanyak 103 anggota Badan Pemusyawaratan Desa (BPD) se- kecamatan Sukoharjo pada hari Senin (28/11) mengikuti acara Bintek Peningkatan Kapasitas BPD. Acara yang mengambil tempat di aula kecamatan Sukoharjo tersebut dihadiri seluruh anggota BPD periode 2012-2018 yang baru saja dilantik oleh Bupati Wonosobo pada tanggal 19 November lalu.

Dalam sambutannya, Camat Sukoharjo Dudi Wardoyo menyampaikan bahwa BPD  harus bisa membawa desa ke arah yang lebih baik. "Sebagai salah satu lembaga desa, BPD bersama dengan pemerintah desa harus bisa membawa perubahan desa ke arah yang lebih baik, terutama bagi anggota BPD yang baru sekali ini duduk sebagai anggota BPD,"kata Dudi.

Hadir sebagai narasumber pada acara tersebut Kasubbid Kelembagaan Pemerintah dan Lembaga Kemasyarakatan Desa/ Kelurahan BPMD Kabupaten Wonosobo, Aryati Prabandari,S.STP.

Dalam paparannya, Aryati menekankan bahwa BPD harus benar-benar mengetahui fungsi dan kewenangannya sehingga dapat bekerjasama dengan pemerintah desa secara baik,"Fungsi utama BPD ialah menetapkan peraturan desa dan menampung serta menyalurkan aspirasi dari masyarakat kepada pemerintah desa, sedangkan kewenangan BPD salah satunya ialah melaksanakan pengawasan terhadap jalannya pemerintahan desa."

Disamping itu juga ditekankan kepada seluruh anggota BPD untuk lebih proaktif terutama dalam penyusunan produk hukum perdes yang berasal dari usulan BPD."Selama ini partisipasi BPD dalam pembuatan peraturan desa masih sangat minim, sehingga sebagian besar perdes masih berasal dari pemerintah desa,"imbuh Aryati.

Acara yang merupakan agenda rutin Kecamatan Sukoharjo ini sedikit berbeda dengan acara pembinaan teknis sebelumnya. Hal ini dikarenakan materi yang disajikan tidak hanya seputar tugas, wewenang maupun fungsi BPD namun juga ditambah dengan materi Bela Negara yang dibawakan oleh Dan Posmil Sukoharjo serta Pembinaan Kamtibmas oleh Kapolsek Sukoharjo.

"Kami memang sengaja membuat acara ini sedikit berbeda karena urusan yang ditangani BPD sangat luas mencakup seluruh sendi kehidupan masyarakat desa, oleh karena itu kami anggap perlu untuk menambah pengetahuan para anggota BPD megenai disiplin ilmu yang lain,"tutup Dudi.





Selasa, 27 November 2012

27 BAKAL CALON KADES IKUT RAMAIKAN PILKADES SUKOHARJO

Foto : Ilustrasi
SUKOHARJO - Pasca penutupan pendaftaran bakal calon kepala desa pada tanggal 25 November lalu, tercatat sebanyak 27 bakal calon telah mendaftar untuk bertarung dalam pilkades di Kecamatan Sukoharjo. Disamping telah resmi mendaftar, berkas-berkas para "balon" tersebut telah dinyatakan lengkap dan memenuhi syarat untuk dapat mengikuti pilkades pada tanggal 19 Desember mendatang.

Dari 27 orang bakal calon yang telah mendaftar tersebut 6 diantaranya adalah bakal calon incumbent sedangkan sisanya merupakan calon baru.

"Pendaftaran bakal calon kades telah dibuka sejak tanggal 12 Desember dan telah ditutup pada tanggal 25 Desember pukul 00.00 WIB " ungkap Camat Sukoharjo Dudi Wardoyo. "dan setelah ini akan diadakan rapat penetapan dari bakal calon menjadi calon oleh panitia pemilihan masing-masing desa."imbuh Dudi.

Hal itu dibenarkan oleh salah seorang panitia pemilihan desa, Slamet (48).,"Pendaftaran memang kami tutup pada tanggal 25 Desember pukul 00.00 WIB," 

Sesuai data yang ada di Kecamatan Sukoharjo,dari 11 desa yang akan menggelar pilkades, bakal calon yang paling banyak ialah dari desa Mergosari dan Tlogo, masing-masing 4 orang sedangkan calon tunggal masing-masing dari desa Garung lor dan Kalibening.

Kondisi keamanan di Sukoharjo menjelang pelaksanaan pilkades pada tahun ini termasuk kondusif. Menurut pengamatan, belum ada satupun gambar calon yang terlihat di  sudut-sudut desa maupun di jalan-jalan desa.

 "Memang sudah ada kesepakatan antara para calon dan masing-masing panitia desa terkait dengan masalah pemasangan gambar,maupun media kampanye yang lain, baik dari ukuran maupun lokasi yang diperbolehkan untuk memasang gambar. Hal itu dimaksudkan untuk mencegah terjadinya oncor-oncoran gambar yang dapat berujung pada konflik,"kata Dudi.

"Disamping itu, kami juga terus berkoordinasi aktif dengan aparat terkait untuk mencegah terjadinya hal-hal yang dapat mengganggu jalannya pelaksanaan pilkades nanti,"pungkas Dudi.





Kamis, 22 November 2012

GELIAT MENYAMBUT PILKADES 2012

PERHELATAN akbar demokrasi lokal (baca: pilkades) di Kabupaten Wonosobo yang rencananya akan digelar pada tanggal 19 Desember  2012  mendatang semakin dekat. Tercatat sebanyak 162 desa akan ambil bagian dalam perhelatan ini. Hal itu terkait dengan masa jabatan masing-masing kepala desanya yang akan berakhir pada tanggal tersebut.

Di Sukoharjo, dari 17 desa yang ada di kecamatan ini tercatat sebanyak 11 desa yang akan melaksanakan Pilkades yaitu Tlogo, Pulus, Garung Lor, Gunung Tugel,  Kupangan, Mergosari, Sukoharjo, Rogojati, Karanganyar, Suroyudan, dan Kalibening. "Untuk tahun ini akan diikuti sebanyak 11  desa, sedangkan sisanya bervariasi antara tahun 2013 sampai 2014 tergantung dari masa jabatan masing-masing kepala desa,"ungkap Camat Sukoharjo, Dudi Wardoyo melalui Kasi Pemerintahan Hermawan Animoro.

Persiapan pelaksanaan Pilkades di masing-masing desa pada tahun ini tergolong cukup rapi dan lebih terprogram. Hal ini disebabkan karena  petunjuk pelaksanaan pilkades yaitu Peraturan Bupati Wonosobo No. 21 Tahun 2102 cukup gamblang dalam menjelaskan pasal dem pasalnya. " Juklak Pilkades pada  tahun ini sangat sederhana dan terperinci sehingga memudahkan dalam pelaksanaannya,"imbuh Hermawan.

 "Dan pada tahun ini segala kegiatan mulai dari persiapan sampai dengan pelaksanaan pada tanggal 19 Desember nanti kami serahkan sepenuhnya kepada panitia pilkades masing-masing desa, kecamatan hanya melakukan tugas fasilitasi dan asistensi saja,"imbuhnya pula.

Hal senada juga diungkapkan oleh ketua panitia pilkades desa Mergosari, Sudarto,"Aturan pilkades  tahun ini sangat jelas dan rinci sehingga memudahkan kami untuk memahaminya, disamping itu pihak kecamatan juga sangat proaktif dalam mendampingi panitia desa dalam setiap tahapan pelaksanaan pilkades."

Tahapan yang harus dipersiapkan dalam pelaksanaan pilkades pada tahun ini memang tergolong panjang, mulai dari pembentukan panitia, pendaftaran, penyusunan DPS dan DPT sampai dengan pelaksanaan pada hari-H. "tahapannya memang panjang namun hampir sama dengan tahapan menjelang pemilu maupun pilkada dan rata-rata anggota panitia desa pernah menjadi KPPS sehingga sudah berpengalaman,"kata Hermawan.

Masyarakat Sukoharjo sendiri pada umumnya sangat antusias dalam menyambut pesta demokrasi ini. Hal ini dapat terlihat dari posko pilkades kecamatan  yang tak pernah sepi pengunjung baik dari warga yang mencari informasi mengenai pilkades, panitia desa maupun  warga  yang berniat untuk mencalonkan diri dalam pilkades nanti.

"Sebenarnya sudah dibuka posko pilkades di masing-masing desa namun apabila ada warga masyarakat yang datang ke posko kecamatan tetap kami layani," tutur pria yang akrab disapa Aan ini.

Pelaksanaan pilkades yang tinggal menghitung hari ini mau tak mau membuat suhu politik di Sukoharjo menghangat, karena para calon sudah mulai bergerilya untuk bisa mendulang suara sebanyak-banyaknya pada hari pemilihan nanti. Potensi konflikpun tak bisa dikesampingkan karena even-even demokrasi seperti ini kerap menjadi ajang perselisihan terutama antar calon.

"Kondisi politik yang menghangat sangat wajar dalam kehidupan demokrasi, namun menurut pantauan kami, kondisi di Kecamatan Sukoharjo ini masih dalam batas kewajaran,dan kami juga selalu berkoordinasi aktif dengan pihak terkait seperti Polsek dan Koramil untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang bisa terjadi,"pungkas Hermawan.




Rabu, 21 November 2012

THE NEW BORN...

SETELAH sukses menggawangi BlogNya Kertek kini kami mencoba untuk melebarkan sayap ke wilayah selatan Kabupaten Wonosobo yaitu Kecamatan Sukoharjo. Wilayah yang low profile namun sarat akan potensi dan prestasi . Dinamika masyarakat yang unik serta masih belum terjamahnya potensi-potensi yang ada di Sukoharjo mendorong kami untuk lego jangkar disini.

Menyadari betul bahwa pengguna internet khususnya di Sukoharjo semakin bertambah dan juga bermaksud  mengekor jejak BlogNya Kertek,  media online kami pilih untuk menyajikan berbagai informasi, berita, reportase maupun feature-feature menarik seputar Sukoharjo secara lugas, tegas, dan berimbang.  

Kepada rekan-rekan pers yang selama ini berkolaborasi bersama,  baik dari Suara Merdeka, Wonosobo Ekspres maupun buletin Sobo Ndeso,...We're Back In Business .... !!



(redaksi)